Neuropati periferal merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem saraf pada manusia. Apakah kamu sudah pernah mendengar kondisi ini sebelumnya? Jika belum, simak artikel ini sampai akhir untuk tahu informasi penting mengenai penyakit saraf satu ini.
Pengertian
Penyakit neuropati periferal mengacu pada banyak kondisi yang melibatkan kerusakan di sistem saraf tepi. Saraf perifer mengirim beragam jenis informasi sensorik ke sistem saraf pusat.
Beberapa contoh pesan atau informasi yang dikirimkan oleh saraf perifer yaitu pesan bahwa kaki sedang merasa dingin, pemberian sinyal ke otot untuk memberi tahu mereka berkontraksi, sinyal yang membantu mengendalikan pencernaan, buang air kecil, hingga kekebalan tubuh kita.
Sinyal saraf yang ada pada neuropati dapat terganggu dalam tiga cara, yakni hilangnya sinyal yang biasanya dikirim (kondisi ini diibaratkan seperti kabel yang terputus), kesalahan yang mendistorsi pesan yang dikirim (kondisi ini diibaratkan seperti gambar TV bergelombang), dan pensinyalan yang tidak tepat ketika seharusnya sinyal tersebut tidak ada.
Klasifikasi Neuropati Periferal
Saat ini, ada lebih dari 100 jenis penyakit neuropati periferal yang berhasil diidentifikasi. Gejala dan prognosis setiap jenisnya berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri. Gejalanya bisa sangat bervariasi tergantung pada jenis saraf yang rusak, misalnya saja saraf motorik, sensorik, atau saraf otonom.
Saraf motorik pada manusia berfungsi untuk mengontrol pergerakan semua otot yang ada di bawah kendali sadar, seperti berbicara, berlari, dan menggenggam sesuatu. Sementara itu, saraf sensorik biasanya mengirim informasi, seperti suhu, sinyal rasa sakit akibat luka, hingga perasaan akan sentuhan ringan.
Pada manusia, saraf otonom berfungsi untuk mengontrol organ yang mengatur aktivitas yang tidak dikontrol secara sadar. Contoh aktivitas tersebut adalah bernapas, aktivitas fungsi kelenjar, fungsi jantung, dan aktivitas mencerna makanan yang nampak seperti terjadi secara otomatis.
Mayoritas neuropati periferal mempengaruhi tiga jenis serabut saraf dengan derajat yang berbeda. Untuk mempermudah klasifikasi, dokter biasanya menggunakan istilah seperti neuropati sensorik yang dominan, neuropati motorik yang dominan, neuropati motorik sensorik, atau neuropati otonom untuk menggambarkan setiap kondisi.
Gejala Penyakit Neuropati Periferal
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala penyakit neuropati periferal berbeda tergantung pada jenis atau klasifikasi penyakitnya. Sebagai contoh, kerusakan pada saraf motorik sering dikaitkan dengan gejala lemah otot, sering mengalami kram yang menyakitkan, otot menyusut, dan otot berkedut tak terkendali yang terlihat di bawah kulit (fasikulasi).
Sementara itu, gejala kerusakan saraf sensorik dapat menimbulkan banyak gejala karena saraf ini memiliki fungsi yang amat luas. Kerusakan pada saraf sensorik mampu untuk merusak kemampuan seseorang untuk merasakan sentuhan dan getaran, khususnya pada bagian tangan dan kaki, sehingga dapat menyebabkan pasien kehilangan refleks.
Sementara itu, kerusakan saraf otonom dapat mempengaruhi akson pada neuropati serat kecil. Gejala umum yang terjadi biasanya adalah produksi keringat yang berlebih, munculnya gejala gastrointestinal, dan intoleransi panas. Beberapa orang juga mengalami masalah makan atau menelan ketika saraf yang mengontrol kerongkongan terpengaruh.
Penyebab Penyakit Neuropati Periferal
Salah satu penyebab umum dari neuropati periferal adalah adanya cedera fisik pada pasien, seperti cedera akibat olahraga, kecelakaan mobil, jatuh, dan lain sebagainya. Diabetes juga dapat menjadi penyebab penyakit saraf ini karena kondisi ini menyebabkan kerusakan ringan hingga berat pada saraf motorik, sensorik, dan otonom pada manusia.
Penyebab selanjutnya adalah adanya permasalahan pada pembuluh darah pasien. Penyempitan pembuluh darah, diabetes, merokok, dan penebalan dinding pembuluh darah dapat menyebabkan pasien menderita neuropati perfirel karena aliran darah dan suplai oksigen menjadi terhambat, kemudian merusak jaringan saraf.